Monday 12 January 2015

Artikel Bulan

Bulan

Bulan  Simbol Bulan
Full moon in the darkness of the night sky. It is patterned with a mix of light-tone regions and darker, irregular blotches, and scattered with varying sizes of impact craters, circles surrounded by out-thrown rays of bright ejecta.
Bulan purnama terlihat dari belahan utara Bumi
Penamaan
Nama alternatifLunar atau selenic
Ciri-ciri orbit
Perigee363.295 km
(0,0024 SA)
Apogee405.503 km
(0,0027 SA)
Sumbu semi-mayor384.399 km
(0,00257 SA)[1]
Eksentrisitas0,0549[1]
Periode orbit27,321582 d (27 d 7 h 43,1 min[1])
Periode sinodis29,530589 d (29 d 12 h 44 min 2,9 s)
Kecepatan orbitrata-rata1,022 km/s
Inklinasi5,145° ke ekliptika[2] (antara 18,29° dan 28,58° ke khatulistiwa Bumi)[1]
Bujur node menaikMundur satu revolusi dalam 18,6 tahun
Argumen perigeeMaju satu revolusi dalam 8,85 tahun
Satelit bagiBumi
Ciri-ciri fisik
Jari-jari rata-rata1.737,10 km (0,273 Bumi)[1][3]
Jari-jarikhatulistiwa1.738,14 km (0,273 Bumi)[3]
Jari-jari kutub1.735,97 km (0,273 Bumi)[3]
Kepepatan0,00125
Keliling khatulistiwa10.921 km (khatulistiwa)
Luas permukaan3,793×107 km2 (0,074 Bumi)
Volume2,1958×1010 km3 (0,020 Bumi)
Massa7,3477×1022 kg (0,012300 Bumi[1])
Massa jenis rata-rata3,3464 g/cm3[1]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa1,622 m/s2 (0,1654 g)
Kecepatan lepas2,38 km/s
Hari sideris27,321582 d (sinkron)
Kecepatan rotasi4,627 m/s
Kemiringan sumbu1,5424° (ke ekliptika)
6,687° (ke bidang orbit)[2]
Albedo0,136[4]
Suhu permukaan
   Khatulistiwa
   85°N[5]
minrata-ratamaks
-173º C-53º C116º C
-203ºC-143º C-43º C
Magnitudo tampak−2,5 sampai −12,9[a]
−12,74 (rata-rata bulan purnama)[3]
Diameter sudut29,3 sampai 34,1 menit busur[3][b]
Atmosfer[6]
Tekananpermukaan10−7 Pa (siang)
10−10 Pa (malam)[c]
KomposisiArHeNaKHRn
Bulan yang berwarna merah dan jingga, terlihat dari Bumi saat gerhana Bulan, ketika Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya[d][7] dan merupakan bulan terbesar kelima dalam Tata Surya. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya,[e] dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 181(1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Yupiter.
Bulan berada pada rotasi sinkron dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi, dengan sisi dekatditandai oleh mare vulkanik gelap yang terdapat di antara dataran tinggi kerak yang terang dan kawah tubrukan yang menonjol. Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair. Sejak zaman kuno, posisinya yang menonjol di langit dan fasenya yang teratur telah memengaruhi banyak budaya, termasuk bahasapenanggalanseni, dan mitologi. Pengaruh gravitasi Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut di lautan danpemanjangan waktu pada hari di Bumi. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar tiga puluh kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total. Jarak linear Bulan dari Bumi saat ini meningkat dengan laju 3.82±0.07 cm per tahun, meskipun laju ini tidak konstan.[8]
Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi. Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran Marsbertubrukan dengan Bumi.
Bulan adalah satu-satunya benda langit selain Bumi yang telahdidarati oleh manusiaProgram Luna Uni Soviet adalah wahana pertama yang mencapai Bulan dengan pesawat ruang angkasanirawak pada tahun 1959; program Apollo NASA Amerika Serikatmerupakan misi luar angkasa berawak satu-satunya yang telah mencapai Bulan hingga saat ini, dimulai dengan peluncuran misi berawak Apollo 8 yang mengorbit Bulan pada tahun 1968, dan diikuti oleh enam misi pendaratan berawak antara tahun 1969 dan 1972, yang pertama adalah Apollo 11. Misi ini kembali ke Bumi dengan membawa 380 kg batuan Bulan, yang digunakan untuk mengembangkan pemahaman geologi mengenai asal usul, pembentukan struktur dalam, dan sejarah geologi Bulan.
Setelah misi Apollo 17 pada 1972, Bulan hanya disinggahi oleh pesawat ruang angkasa nirawak. Misi-misi tersebut pada umumnya merupakan misi orbit; sejak tahun 2004, JepangTiongkokIndia,Amerika Serikat, dan Badan Luar Angkasa Eropa telah meluncurkan wahana pengorbit Bulan, yang turut bersumbangsih terhadap penemuan es air di kawah kutub Bulan. Pasca Apollo, dua negara juga telah mengirimkan misi rover ke Bulan, yakni misi LunokhodSoviet terakhir pada tahun 1973, dan misi berkelanjutan Chang'e 3RRC, yang meluncurkan rover Yutu pada tanggal 14 Desember 2013.
Misi berawak ke Bulan di masa depan telah direncakan oleh berbagai negara, baik yang didanai oleh pemerintah atau swasta. Di bawah Perjanjian Luar Angkasa, Bulan tetap bebas dijelajahi oleh semua negara untuk tujuan damai.