Tuesday, 24 February 2015

Negara Indonesia

Hubungan luar negeri dan Militer


Hubungan luar negeri dan militer


Mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dengan Barack Obama, Presiden Amerika Serikat, dalam sebuah acara penyambutan tamu negara diIstana Merdeka, Jakarta, 9 Nopember 2010. Obama terkenal di Indonesia, karena menghabiskan masa kecilnya di Jakarta.[29]
Berlawanan dengan Sukarno yang anti imperialisme, antipati terhadap kekuatan barat, dan bersitegang dengan Malaysia, hubungan luar negeri sejak "Orde baru"nya Suharto didasarkan pada ekonomi dan kerjasama politik dengan negara-negara barat.[30] Indonesia menjaga hubungan baik dengan tetangga-tetangganya di Asia, dan Indonesia adalah pendiri ASEAN dan East Asia Summit.[31]
Indonesia menjalin hubungan kembali dengan Republik Rakyat Tiongkok di tahun 1990, padahal sebelumnya melakukan pembekuan hubungan sehubungan dengan gejolak anti-komunis di saat-saat awal kepemerintahan Suharto.[32] Indonesia menjadi anggotaPerserikatan Bangsa-bangsa sejak tahun 1950,[33] dan pendiri Gerakan Non Blok dan Organisasi Kelompok Islam yang sekarang telah menjadi Organisasi Kerjasama Islam.[31]Indonesia telah menandatangani perjanjian ASEAN Free Trade AreaCairns Group, danWorld Trade Organization, dan pernah menjadi anggota OPEC, meskipun Indonesia menarik diri di tahun 2008 sehubugan Indonesia bukan lsgi pengekspor minyak mentah neto/bersih. Indonesia telah menerima bantuan kemanusiaan dan pembangunan sejak tahun 1966, terutama dari Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, Australia dan Jepang.[31]
Pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan dunia international sehubungan dengan pemboman yang dilakukan oleh militan Islam dan Al-Qaeda.[34] Pemboman besar menimbulkan korban 202 orang tewas (termasuk 164 turis mancanegara) di KutaBali pada tahun 2012.[35] Serangan tersebut dan peringatan perjalanan (travel warnings) yang dikeluarkan oleh negara-negara lain, menimbulkan dampak yang berat bagi industri jasa perjalanan/turis dan juga prospek investasi asing.[36] Tetapi beruntung ekonomi Indonesia secara keseluruhan tidak terlalu dipengaruhi oleh hal-hal tersebut di atas, karena Indonesia adalah negara yang ekonomi domestiknya cukup kuat dan dominan.
Tentara Nasional Indonesia terdiri dari TNI–AD, TNI-AL (termasuk Marinir) dan TNI-AU.[37] Berkekuatan 400.000 prajurit aktif, memiliki anggaran 4% dari GDP pada tahun 2006, tetapi terdapat kontroversi bahwa ada sumber-sumber dana dari kepentingan-kepentingan komersial dan yayasan-yayasan yang dilindungi oleh militer.[38] Satu hal baik dari reformasi sejalan dengan mundurnya Suharto adalah mundurnya TNI dari parlemen, walaupun pengaruh militer dalam bernegara masih tetap kuat.[39]Gerakan separatis di sebagian daerah Aceh dan Papua telah menimbulkan konflik bersenjata, dan terjadi pelanggaran HAM serta kebrutalan yang dilakukan oleh keduabelah pihak.[40][41] Setelah 30 tahun perseteruan sporadis antara Gerakan Aceh Merdeka dan militer Indonesia, maka persetujuan gencatan senjata terjadi pada tahun 2005.[42] Di Papua, telah terjadi kemajuan yang mencolok, walaupun masih terjadi kekurangan-kekurangan, dengan diterapkannya otonomi, dengan akibat berkurangannya pelanggaran HAM.[43]

0 comments:

Post a Comment